CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART5

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART5

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART5, Hasrat-Bispak42 Ke-2  payudaraku jelas mulai nampak oleh Wawan serta Suwito yang saat ini jadi menelan ludah. Saya lagi turunkan handuk ini sampai ujung atas bibir vaginaku yang telah berkali kali berisi penis mereka itu terpajang di depan mereka.

Wawan serta Suwito terus melotot menyaksikani badanku, hingga mata mereka seperti mau keluar tempatnya. Saya lebih bergairah merayu mereka, dan pada kondisi telanjang bundar sebagai berikut, perlahan-lahan saya mengubah badanku, lalu saya ambil langkah menjurus almari bajuku dengan kaki tersilang seperti seorang mode yang tengah berjalan pada atas catwalk.

Saya ambil bra serta celana dalamku dari almari bajuku, berniat kupilih bra yang mempunyai ukuran amat kecil antara semuanya punyaku. Lantas saya kembali merapat ke jendela, serta saya mengambil langkah kesana dengan type seperti barusan sembari mengerling nakal dari mereka.

Selanjutnya saya berniat berlambat pelan memakai bra ini, perlahan-lahan tutup ke-2  payudaraku.

"Non… marilah non… membuka dong…", saya dengar suara Wawan dan Suwito di luar yang meminta memohon dengan paras porno mereka itu.

Entahlah apa yang mereka meminta untuk dibuka, bra yang telah kukenakan ini, atau daun jendela kamarku ini, atau pintu kamarku, yang nyata saya mustahil pengen memenuhi permintaan mereka.

Dan dalam hati saya marah-marah, disini saya dapat dengar kalimat mereka yang gak begitu keras itu dengan terang, namun barusan itu mereka bergaya gak mendengarku. Karenanya saya memilih untuk membuat mereka tambah haus dan lapar dapat badanku, toh saya aman aman saja dalam sini.

Saya kembali mengerling dengan nakal menuju mereka berdua. Saya terus kenakan celana dalamku, dan seperti barusan, saya berlambat pelan tingkatkan celana dalamku melalui ke-2  pahaku, hingga kemudian celana dalamku ini tutup selangkanganku dengan prima.

Lalu saya dekati mereka, seolah saya ingin menunjukkan badanku dengan terang dari mereka semua.  Seterusnya saya mengusung ke-2  tanganku, pejamkan mataku serta memutar badanku seakan tengah menari.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART5

Lalu saya melebarkan tanganku, menggenggam tirai jendela kamarku dan tutup beberapa badanku dengan gordin itu, sekalian mengerling nakal menuju mereka bertiga.

"Telah, saya ingin tidur!", saya berbicara dengan nada keras, lalu saya tutup tirai jendela kamarku ini.

Saya ketawa geli mengayalkan tidak tahu sekesal apa Wawan serta Suwito kini padaku. Kudengar dobrakan dobrakan kecil pada jendela kamarku, tetapi saya pastinya tidak pengin menyikapi semuanya.

Perlahan-lahan saya menghela napas panjang, lalu saya ke meja dandanku untuk keringkan rambutku dengan hair dryer. Pada saat saya keringkan rambutku, kudengar handel pintuku tersentak sentak berulangkali, ternyata mereka telah terbakar gairah serta memaksakan masuk ke sini untuk memperolehku, mencabuliku serta melumat habis badanku.

Jantungku berdegap cepat, serta saya jadi sedikit tegang juga.  Namun saya coba tenang. Saya tahu saya dapat aman dalam kamarku, mereka tidak akan berani lakukan perbuatan lebih jauh seperti menggedor pintu kamarku ini. Seusai rambut ini kusisir rapi sampai berasa lembut dan nyaman, saya memutus untuk lekas tidur siang.

Saya tidak ingin tidur kelamaan, karenanya saya menyetel weker biar berdering saat pukul lima sore kelak. Lantas dengan cuma kenakan bra dan celana dalam semacam ini, saya meyusup masuk ke bed cover ranjangku.

Cukup sukar saya usaha buat lekas tertidur. Andy selalu ada di hadapanku tiap saya pejamkan mataku. Bila saya buka mataku, saya jadi pengin malam selekasnya datang dan mengayalkan begitu senangnya saya saat Andy mengontakku.

Saya tersenyum senyuman sendiri, serta entahlah berapakah lama lalu baru saya pada akhirnya dapat tertidur.

VI. Marah Tiga Pejantan
Masih jam 1/2 empat sore saat saya telah terjaga dari tidur siangku. Namun rasa penat dan pegal yang menganiaya badanku waktu tiga ini hari telah menyusut banyak. Serta saya telah tersenyum senyuman kembali sebab bayang-bayang Andy telah kembali isikan hatiku.

"Non… non…", kudengar nada Sulikah yang mengetok pintu kamarku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Iya, mengapa mbak?", tanyaku khawatir.

"Ada tukang surat yang memohon tanda-tangan non Eliza", kata Sulikah.

"Oh ya mbak, tidak lama", jawabku dengan malas.

Saya keluar bedcover ranjangku, dan udara dingin AC kamarku langsung melanda badanku yang cuma berbalut bra dan celana dalam saja. Saya menggigil sementara serta langsung lari ke dalam almari bajuku, lalu saya selekasnya memakai pakaian rumah versi kandungannya.

"Aduh… krusial deh…", saya mengeluhkan dengan khawatir.

Saya melihat dari balik korden jendela kamarku, nampaknya Wawan dan Suwito telah tak di muka jendela kamarku. Tidak tahu berada di mana mereka saat ini, gak boleh jangan mereka lagi nungguin saya di muka pintu kamarku.

Jadi dengan takut takut saya melihat dari kaca pengintip pintu kamarku, serta saya cuman dapat menyaksikan Sulikah yang tungguku.

"Mbak, harus saya ya yang tanda-tangan?", saya menanyakan dengan asa jawabnya tak.

"Kata tukang suratnya sich mesti non Eliza", jawab Sulikah.

Saya sedikit lemas dengar jawaban Sulikah ini. Saya pengin melepaskan tukang surat itu pergi, namun saya gak ingin selanjutnya saya jadi lebih sibuk jika nyatanya yang hendak diungkapkan tukang surat itu suatu hal yang perlu. Mau tak mau saya tempuh kemungkinan ini. Perlahan-lahan saya buka pintu kamarku, dan dengan berharap harap risau saya melihat apa mereka berada pada kira-kira sini.

"Mbak, mereka berada pada mana?", tanyaku dengan berbisik bisik.

"Barusan sich berada di kamar mereka, mbak", jawab Sulikah sembari tersenyum senyuman.

Dasar, ini orang menyaksikan anak majikannya takut dapat dicabuli, bukanlah kasihan, jadi senyuman senyuman sesuai ini. Saya sedikit dongkol di Sulikah, namun saya gak berbicara apa apa dan selekasnya turun ketujuan pintu gerbang.

"Ya pak?", tanyaku di saat saya telah ada pada hadapan pengantar itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

"Ini ada kiriman untuk mbak, tolong tanda-tangan di sini ya", kata pengantar itu sembari memberi suatu amplop padaku, yang rupanya didalamnya Potongan harga Card dari restaurant pujaan Jenny, berikut dengan sebuah pertanda terima serta pulpen padaku.

"Oh ya, terima kasih pak", saya berucap suka serta menanda bereskan tandanya terima itu, lalu saya masuk ke dengan gembira.

Bermakna esok atau Senin saya dapat memperlihatkan di Jenny serta Sherly, saya terlebih dulu yang memperoleh Potongan harga Card ini. Dan saya dapat membayari mereka berdua di situ buat bikin mereka lebih kecewa padaku :p

Tetapi jantungku hampir stop sewaktu di garasi saya lihat Suwito langsung memburuku dengan cakepg seperti orang kelaparan. Saya menjerit ketakutan mengelit tangkapan Suwito, dan saya lari ke dengan was-was, mengharap saya tetap masih masuk ke kamarku serta menutup pintu.

"Gak perlu lari non, buang waktu saja", sentil Suwito sekalian ketawa, dan dia mulai melafalkanrku, membuatku kian ketakutan dan saya terus lari mengarah tangga.

"Aaah… jangaan…", saya menjerit seram sewaktu tau-tau Wawan ada dari balik tangga, serta saya mengelak sebisaku sewaktu Wawan  ingin tangkapku.

Saya tidak dapat ke tangga, pun tidak dapat lari ke luar. Saya lari ke tempat tamu, namun perlahan-lahan mereka jadi membuatku tersudut di sofa tempat tamu. Saya jadi ngotot serta melompati meja di ruangan tamu ini, lalu saya dengan maksud larikan diri ke ruangan keluarga.

Namun mereka bisa semakin cepat mengadangku, dan terus menahanku sampai saya kembali terdesak, terkepung di grandfather clock yang terpasang di ruangan tamu ini.

"Udah non, saat ini non Eliza berserah saja…", kata Wawan yang semakin merapat serta siap-siap mencekalku.

"Waktunya non berserah serta main main sama kami", Suwito menambah sekalian tersenyum cabul.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART5

Jantungku berdetak lebih kuat. Saya tahu saya jangan sampai ketangkap mereka. Lantaran mereka berdua yang jelas nanti bakal ditambah lagi pak Bijaksanain, akan menggagahiku hingga mereka bahagia merampungkan marah birahi mereka padaku.

"Ko… kok telah pulang?", kataku sembari arahkan penglihatanku ke pintu khusus ruangan keluarga yang dilihat disini.

Wawan serta Suwito langsung melihat menuju pintu, jelas mereka kaget 1/2 mati dengar kata kataku barusan.

Kesempatan saat ini langsung kugunakan untuk larikan diri ke arah area keluarga, dan saya lolos dari kepungan mereka berdua.

"Wah non Eliza nakal!", gerutu Suwito yang setelah itu langsung menyebutrku.

"Tidak boleh lari non!", hebat Wawan yang turut melafalkanrku.

Saya mati matian lari segera mungkin ketujuan tangga, dan keliatannya saya benar-benar bisa semakin cepat pada mereka. Saya terus ketujuan ke kamarku, serta saya sukses mengancing pintu kamarku pas saat sebelum handel pintu kamarku ini tersentak sentak.

Jantungku ibaratnya akan lepas. Pastilah Wawan serta Suwito sedang usaha buka pintu kamarku. Tetapi saya pula sadar jika saya telah aman dalam kamarku ini.

‘YES!!', saya berteriak dalam hati dengan puas.

Lega sekali rasanya saya dapat bebas dari 2 maniak itu. Bukan saya tidak ingin layani mereka, saya cuman ingin menaruh tenagaku ini hari, paling tidaklah sampai saya usai telpon dengan Andy malam nanti.

Saya sedikit berkeringat gara-gara barusan lari dengan semaksimal mungkin seperti barusan. Napasku  sedikit gak memiliki aturan dan badanku sedikit gemetaran, tetapi sekarang sudah semua aman. Serta saya berpikiran kalau rendam di air hangat kemungkinan dapat turunkan kemelutku.

Karena itu saya ambil satu set pakaian tukar komplet dengan bra dan celana dalam dari almari bajuku, serta saya mengambil langkah ke kamar mandiku. Tidak lupa saya membawa juga handuk yang bergantung di muka wastafel, serta saya siap-siap nikmati nyamannya bathtub kamar mandiku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Haaaaah…", saya menjerit ketakutan di saat saya lihat pak Bijakin yang ada di kamar mandiku, tidak tahu mulai sejak kapan dia ada pada sini.

Lembar buat lembar kemeja yang kubawa berguguran ke lantai kamarku pada saat saya mundur mundur sekalian menggelengkan kepalaku berkali kali, sementara pak Bijaksanain mulai dekatiku.

"Pak… tak boleh pak…", saya merengek-rengek dengan suara memelas, tetapi kondisi ini tetap sama, pak Bijakin lagi dekatiku.

Saya makin cemas, tidak tahu mesti lari ke mana. Namun saya masih memiliki impian. Asal saya dapat menipu pak Berbudiin sampai saya dapat lari ke kamar mandi di kamarku ini dan menutup pintunya, barangkali saya dapat selamat, sekurangnya untuk beberapa waktu.

"Pak… ya telah Eliza pengin sama pak Bijaksanain saja, namun tidak boleh panggil yang lain ya", saya menyengaja merengek-rengek dengan manja serta sekarang saya malahan merapat ke pak Bijaksanain.

Saya bakal menarik kaus yang kukenakan ini, namun saya hentikan niatku saat pak Bijakin yang tetap berdiri di muka pintu kamar mandiku ini justru buka korden kamarku yang memanglah ada di dekatnya.

Saya telah patah semangat, impianku redup benar-benar saat saya memandang kunci jendela kamarku dibuka oleh pak Bijakin, karenanya mempunyai arti jalan masuk ke kamarku terbuka untuk Wawan dan Suwito.

Saya mustahil punya cukup waktu buat larikan diri melalui pintu kamarku yang terkunci ini, lantaran saat lagi saya memutar kunci pintu kamarku, pak Berbudiin sudah tentu menangkapku.

"Saya sich puas senang saja non kalaupun dapat ngeseks sama non sendirian, cuman saya tidak sedap sama Wawan dan Suwito. Saya dapat turut nikmati non Eliza kan atas mereka ", kata pak Berbudiin yang saat ini kembali merapat ke arahku.

Saya benar-benar kecewa dengar kata-kata pak Berbudiin, yang benar-benar betul itu. Kalaupun dahulu Wawan dan Suwito tidak mulai kekurang tuntunan mereka padaku, belumlah tentu pak Bijakin dapat turut nikmati badanku sama mereka.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART5

Lebih kembali, belumlah pasti saya harus jadi budak sex mereka bertiga di rumahku sendiri semenjak tahun akhir 2004 tempo hari.

Tetapi tiada waktu buatku untuk mengenang waktu saat kemarin.  Saya sadar saat ini pak Bijaksanain udah dekat sekali, serta saya sempat mengelak ke belakang untuk menghindari di saat pak Berbudiin coba tangkap badanku.

"Pak…", saya kembali mundur mundur ketakutan, saat ini saya sungguh-sungguh berasa dapat digagahi.

"Fiiin, kowe onok ndek njero toh? Mari bukaen pintu kamare dol!", saya dengar Wawan berseru dari depan pintu kamarku.

"Yo, untung toh maeng saya ngenteni nang njero kamar mandine non Eliza? Lek tidak, saiki kene lak ngaplo maneh? Tetapi saiki kowe mlebu teko jendelo ae Wan, kuncine wes tidak buko. Wedine non Eliza mlebu lan bersembunyi nang njero kamar mandine lek saya mbukano pintu gawe kowe. To, kowe ngenteni nang ngarep pintu ae, ben Wawan seng mbuka pintune gawe kowe", kata pak Bijaksanain ke bahasa Suroboyoan dari mereka, dan pak Berbudiin selalu dekatiku.

Yang gak memahami omongan mereka yang gunakan bahasa Suroboyoan itu, barusan Wawan menanyakan apa pak Bijakin ada pada dalam kamarku, serta memerintah pak Bijakin buka pintu kamarku untuk mereka.

Pak Berbudiin menyepakati jika dia berada di dalam sini, sekalian menyenangkan diri lantaran dia barusan menanti di kamar mandiku. Bila tidak, waktu ini semua jelas kembali tidak bekerja. Namun pak Berbudiin memerintah Wawan masuk ke kamarku lewat jendela kamarku yang kuncinya telah dibuka olehnya, lantaran pak Bijakin takut saya bakal masuk dan sembunyi di kamar mandiku saat lagi dia buka pintu kamarku buat Wawan.

Tidak hanya itu pak Bijaksanain pula memohon Suwito buat menanti di muka pintu kamarku, hingga sampai Wawan buka pintu kamarku untuk dia. Dengan demikian saya tidak mungkin dapat larikan diri melalui mana pun, sebab seluruhnya jalan keluar kamarku telah terbangun oleh mereka.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Nyata-nyata edan, pak Bijakin hingga sampai udah membikin trick sesuai ini untuk tangkapku, serta benar-benar mereka sukses membuatku terkepung dalam kamarku sendiri. Tidak tahu bagaimana dia dapat pikirkan perihal ini, yang pasti waktu ini saya tidak dapat melakukan hal apa apalagi, serta saya tinggal tunggu waktu sebelumnya badanku ini jatuh ke tangan mereka.

"Aduh… tidak boleh paak…", saya menjerit saat ke-2  tanganku udah ketangkap pak Berbudiin yang tau-tau membekukku, serta saya benar-benar tidak sempat mengelit karena semangatku telah sirna.

Saya mulai coba meronta, tetapi semuanya buang waktu saja. Apalah makna tenagaku, seorang gadis yang imut jika diperbandingkan dengan pak Bijakin yang mempunyai tubuh tegap dan kekar itu?

Tidak berapa lama kemudian Wawan masuk dari jendela kamarku, lalu dia menutupnya. Gordin itu pun ditutup olehnya.

"Pandai kowe Fin", kata Wawan yang kelihatan begitu puas dengan sukses siasat pak Bijakin.

Lalu Wawan melangkah menjurus pintu kamarku, sembari menatapku dengan senyuman penuh kemenangan, dan dia buka pintu kamarku untuk Suwito. Mereka berdua sama-sama tos dengan semangat, membuatku bertambah lemas menyaksikan ini semua. 

VI. Pembantaian Itu Diawali
Lengkaplah ke-3  pejantan yang tentu akan lekas melumat badanku buat melepaskan marah mereka padaku. Entahlah mereka dapat menghajarku kayak apakah, saya gak berani mengandaikan nasibku akan seburuk apa ini hari.

Saya meronta ronta saat Wawan serta Suwito dekatiku sekalian menyeringai. Biarpun sebetulnya mereka berulangkali nikmati badanku, tetap juga waktu ini saya takut takut menyaksikan tatapan mereka yang seperti ingin menelanku bundar bulat.

Saya lagi coba melepas ke-2  tanganku dari cengkraman tangan pak Bijaksanain.

"Jangan… tidak boleh sekarang… esok saja… tidak boleh hari ini… saya mmpph…", permintaanku yang sia sia ini terputus oleh Suwito yang dengan buas telah melumat bibirku.

Saat lagi saya mendesah rintih hingga selanjutnya megap megap karena kekurangan napas, kurasakan celana pendek berikut celana dalamku udah dilorotkan.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART5

Saya gak menyaksikan siapakah yang melakukan, namun dengan pak Bijakin yang mencekram ke-2  tanganku serta Suwito yang masih memagut bibirku, saya tahu aktornya nyata Wawan.

Ke-2  kakiku sedikit direntangkan, serta selanjutnya Wawan memagut bibir vaginaku dengan penuh hasrat.

Saya mulai melemas, serta sewaktu pak Berbudiin melepas cekamannya pada tangan kananku, saya telah begitu kacau-balau untuk memanfaatkan tangan kananku entahlah untuk menggerakkan Suwito masih repot melumat bibirku, atau Wawan yang tetap memagut bibir vaginaku. Bahkan tenaga di tangan kananku ini rasanya amblas entahlah ke mana.

"Mmhh… sudaah… lepaskan…", saya meminta dan merengek-rengek waktu Suwito membebaskan pagutannya di bibirku.

"Lepasin? Non Eliza gak boleh mimpi dech!", kata Suwito dengan napas mengincar, serta dia bersama pak Bijaksanain menarik kaus yang kukenakan ini ke atas sampai lepas dari badanku.

Saat ini saya tinggal kenakan bra yang memiliki warna putih ini, serta saya tahu sesaat lagi pembantaian pada diriku akan lekas mulai.

Pak Bijaksanain dan Suwito yang berdiri di sisi kiri dan kananku ini, melingkarkan ke-2  tanganku di leher mereka.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama