CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART3

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART3, Hasrat-Bispak42 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sekalian mengelap penisnya yang nyata belepotan sperma bergabung cairan cinta Cie Fifi itu dengan memakai celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi tidak bereaksi, dia cuma diam serta pejamkan matanya. Sang cebol memakai celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Tak lama setelahnya, Cie Fifi pun bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok pakaiannya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Kelihatannya Cie Fifi benar-benar menyediakan kantung plastik itu buat simpan celana dalamnya yang ia mengetahui akan dikotori sang cebol seperti saat sebelum awalnya.

"Dasar. Udah orangya cebol, tidak sadar kali kalaupun burungnya itucebol pula", gerutu Cie Fifi yang selanjutnya tinggalkan gudang ini.

Kata-kata Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, kasus yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pun saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mengesah terbendung waktu tiba-tiba kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, marilah tuturnya ingin nyepong. Kapan keluarnya bila dari barusan sekedar kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam lagi mendesak nekan kepalaku sampai mukaku tenggelam di muka selangkangannya, dan penis Dedi itu semakin menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum serta mainkan lidahku pada penis Dedi, agar dia tidak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… getho cantik… mari terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang sekarang mendesah serta mengeluh kenikmatan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut saat saya lagi usaha bikin penis Dedi berejakulasi. Adakalanya saya memandang nakal pada Dedi, biar dia tambah terangsang sampai pekerjaanku akan tuntas lebih bisa cepat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART3

"Mmmhh…?", saya gak dapat bercakap, cuma dapat mengguman tidak terang waktu kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu sudah tidak ada siapa siapa kembali saat saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar nada yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Semenjak kapan Pandu telah ada di sini? Kenapa barusan saya tidak memandangnya?

"Mamamm…", saya mau larang Pandu, tetapi sekarang mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat bercakap secara terang.

Telat, Pandu telah membeberkan rok seragam sekolahku, dan saya udah pasrah tunggu hukuman yang bakal dikasihkan Dedi bila dia melihatku menggunakan celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… gak bisa… aku dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu tukar status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak kian cepat. Dua murid keji ini akan lekas melumatku di gudang ini, tetapi yang paling kutakutkan yaitu Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan seluruhnya rencanaku. Semestinya barusan itu saya dapat lolos dari gudang ini tak mesti ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidaklah ada waktu buatku buat memikir atau berleha leha. Tiba-tiba badanku udah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan cukuplah lebar. Setelah itu dengan urutan ke-2 kakiku yang terus begitu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu telah mengacung penisnya yang rupanya juga ereksi itu di muka parasku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan jengkel saya mengulum penis Pandu, dan saya keluarkan semua tehnik oralku biar Pandu cepat gapai pucuk serta selanjutnya dia tidak turut nikmati lubang vaginaku sehabis Dedi tuntas nikmati badanku. Sedangkan kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, benar pada sisi bibir vaginaku. Dedi sudah ketahui. Saya pejamkan mata serta pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… maka itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, karena kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya katakan kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 memarahi.

Saya tidak berani menjawab, tidak berani menengok. Ingin rasanya saya menangis, namun saya gak mau kelak rekan temanku khususnya Jenny malahan ajukan pertanyaan bertanya bila kelak mataku tampak sembab.

Saya cuma dapat pasrah dan terus mengoral penis Pandu, sembari menanti hukuman yang bakal dikasihkan Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mengesah terhambat waktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, memunculkan kesan yang aneh di saat saya memahami celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mendesah serta terus mengesah terhambat, tetapi saya gak lupa bila saya mesti memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini selekasnya berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya tidak kuat kembali, saya mengesah dan meronta kesakitan waktu saya rasakan pedih di vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Nikmat kan Elok?", ledek Dedi waktu saya melihat ke belakang buat menyaksikan apa yang telah dilakukan Dedi.

Saya lihat sisi bawah celana dalamku tarik ke atas. Ternyata itu bikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, serta menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya buat hentikan semuanya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tetapi Dedi nyata-nyata mau menghukumku. Celana dalamku ini digeret ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini kian jadi selesai.  Di antara pedih dan nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, namun Dedi cuma ketawa tawa.

"Telah, tak boleh ngoceh terus! Teruskan!", tau-tau Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, serta Pandu selekasnya memberikan penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mengesah terbendung, tetapi sekarang ini saya gak punyai alternatif lainnya, saya harus menambahkan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata telah tidak sabar buat nikmati badanku. Saya rasakan sisi bawah celana dalamku disingkap, serta sebuah benda topangl, hangat dan lumayan besar, yang jelas kepala penis Dedi itu, sekarang melekat dan mendorong bibir vaginaku.

Badanku menyebutng tidak lama sewaktu penis Dedi memisah lubang vaginaku serta lagi melesak masuk. Saya pejamkan mata meredam sakit, serta selanjutnya saya selalu usaha menambahkan service oralku buat penis Pandu pada saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi memberlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya setiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menikam demikian dalam lubang vaginaku. Sekian kali saya melenguh terhambat, dan saya mulai tidak dapat fokus buat mengoral penis Pandu.

Oleh karena itu saya mesti tambah menanggung derita saat Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai parasku melekat di muka selangkangannya. Saya harus berusaha membatasi mual gara-gara berbau apek yang menimpa hidungku, pun saya harus membatasi merasa sakit bergabung nikmat pada lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Sekarang saya cuman mengharapkan pengidapanku ini lekas selesai. Saya pun mengharapkan pakaian seragam sekolahku ini tak lecek dan basah oleh keringatku selesai saya tuntas digagahi oleh dua begundal ini. Seusai saya menghimpun segala tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap serta menarik penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong dan kurasakan dia akan membebaskan penisnya dari gempuranku, kemungkinan dia telah tak sanggup menghentikan kesenangan service oralku.

Namun saya gak pengen melepasnya, saya harus membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan untuk menghentikan badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat serta sekejap lalu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya kulakukan di tengah-tengah gencarnya sikatan penis Dedi pada lubang vaginaku.

"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kenikmatan di saat kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Selanjutnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan seluruhnya cairan dalam mulutku ini, tetapi saya tidak pengin Pandu dapat lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku barusan semestinya telah sukses. Saya benar-benar dongkol kepadanya.

Saya terpikir bagaimana saya bersama Jenny, Sherly dan Cie Stefanny tempo hari sukses taklukkan tiga pejantan di rumahku, dan kupikir saya barangkali dapat pakai teknik yang serupa buat mengeluarkan kejengkelanku pada Pandu. Saya selalu mengisap penis dalam mulutku ini walau penis itu udah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong gak kuat terima gempuranku, tetapi saya belum pula tuntas dengannya.

Saya selalu mengisap dan menarik penis Pandu, hingga akhirnya dia menguik nguik seperti mau disembelih saja. Selanjutnya saya hentikan kulumanku di penis Pandu, dan waktu saya melepas tanganku, Pandu langsung ambruk lemas, sama seperti nasib banyak pejantan di rumahku yang tergeletak sesudah saya serta beberapa pujaan hatiku balik memerkosa mereka.

"Oooh… kamu sungguh-sungguh pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau dan menohokkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku ibaratnya dapat meletus sewaktu saya dengar penghinaan Dedi barusan. Selesai Dedi usai siramkan spermanya dalam lubang vaginaku, saya lekas berdiri, balik tubuh, serta sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', 2x saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi terkesima menatapku seperti gak percaya dengan yang baru-baru ini berlangsung.

"Brengsek, kamu bisa bisanya mengejek saya", desisku dengan nada gemetaran sangking berangnya.

Keadaan di gudang jadi sepi. Deru detak jantungku dapat kudengar secara jelas. Saya menggigit bibir meredam tangis. Saya benar-benar sakit hati waktu Dedi menyebutku pelacur.

Tanpa mempedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Tetapi saya sadar jika saya harus membereskan diriku di toilet, sekalian sekurangnya saya mesti bersihkan tersisa sperma Dedi yang meluluh dari bibir vaginaku.

Di toilet, saya lekas mengusung rok seragam sekolahku, serta saya ambil tissue yang ada buat mengelap lelehan sperma di seputar pangkal pahaku. Sejumlah tissue kuambil dan kuselipkan pada sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya dapat memudahkan rasa tidak nyaman di selangkanganku.

Serta sekali ini saya telah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya harus terima ejekan sebagai berikut? Dengan berurai air mata, saya beres-beres rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung makeup tipis pada mukaku tidaklah sampai hancur gara-gara air mataku.

‘kriiing…', bel pertanda jam pelajaran bertukar telah keluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet dan saya sedikit lari mengarah kelasku. Diperjalanan saya memandang pak Totok yang baru keluar kelasku, serta aku lekas menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tau-tau sakit pada perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian mengemukakan argumen kenapa saya barusan tak dapat ada di kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tidak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tidak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu jelas sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Bila masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART3

‘Uh… UKS? Tidak deh… saya tak mau tertiban tragedi buat ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Gak perlu pak, Eliza udah lebih enak. Terima kasih pak, saya kembali lagi ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit pada pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya lekas balik ke arah ke kelas buat mengikut jam pelajaran paling akhir.

IV. Suatu Janji Yang Menggembirakan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya sudah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny sewaktu saya telah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya habis sakit pada perut Jen", jawabku lambat.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu sesudah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan takut.

"Iya, barusan perutku tau-tau sakit sekali, saya gak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga sampai nangis. Namun saya telah lebih enak kok saat ini Jen", saya tidak jujur agar Jenny stop meresahkanku

"Saat ini perutmu sudah tidak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan haru.

Saya geleng-geleng kurang kuat sembari usaha tersenyum pada Jenny.

Sebetulnya saya terasa sedikit gak nikmat sebab saya mesti bohong pada Jenny yang demikian mencermati dan mencintaiku. Perasaan salah ini sedikit mengusikku, walaupun saya tahu ini yakni yang terhebat, ketimbang ada yang dengarkan percakapan kami saat saya menyatakan apa yang sesungguhnya terjadi padaku saat lagi saya ada pada toilet, atau bisa lebih persisnya di gudang barusan.

Tetapi tak lama setelahnya Jenny udah kembali repot menarik serta menghinaku bab Andy. Apa lagi di saat jam paling akhir ini hari guru yang selayaknya mengajarkan di kelas kami tidak masuk, maka dari itu kami bebas belajar sendiri. Jenny tambah semangat menarikku, serta saya udah kehilangan akal untuk membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuma dapat tersenyum malu.

Serta saat lagi saya tidak tahu mesti lakukan perbuatan apa, tiba-tiba saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang kurang lebih tengah dilaksanakan Andy? Apa yang kurang lebih berada pada ingatan Andy saat ini? Apa dia memikirku? Tiba-tiba saya telah terasa kangen pada Andy.

"Duh… bidadari yang ini kembali jatuh hati deh… sampai sampai saya gak dikira kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba mengelit.

"Getho ya? Jika gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sembari lihat ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu ingin ngomong apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya pengin katakan apa ya… saya ingin omong, bila Eliza gak sukai dengan dia", Jenny menjawab dengan model cuek bebek sembari mulai membungkusi buku bukunya ke tas sekolahnya, sebab bel pulang sekolah betul-betul barusan mengeluarkan bunyi.

"Jeen… tak boleh getho dong… aku…", saya mulai kuatir bila kalau Jenny sungguh-sungguh dalam kata ujarnya, serta saya dan terus merengek-rengek.

"Jika begitu kamu tidak boleh mengelit lagi sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali memikatku.

"Aku…", saya gak dapat bercakap apa manalagi dan parasku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman iseng. Saya cuma dapat tersenyum malu sembari membenahi seluruh buku dan alat tulisku ke tas sekolahku. Seusai doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas saat Sherly tiba-tiba tampil di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya menyengaja meratap sewaktu saya lihat Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengen hingga kapan sich baru senang nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Hingga kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny dan Sherly nyaris berbareng dan mereka ketawa puas.

"Ssstt!! Apaan sich? Jika yang lainnya dengar bagaimana coba!", saya bersungut-sungut dengan kuatir.

"Maka dari itu gak boleh ngelamun saja sayang… simak donk di sini telah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sekalian memelukku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART3

Saya menyaksikan ke sekitarku, rupanya memang kelasku ini telah kosong kecuali kami bertiga. Namun tetap saya cemas bila ada yang dengar ujaran mereka barusan terkait saya jadian sama Andy. Saya tidak mau Andy dengar isu yang tak tidak, saya gak ingin hubunganku dengan Andy yang barusan mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu menggamit tanganku.

"Tetapi, saya pengin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba memberinya argumen buat pisah pada mereka, biar saya gak tak henti menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya tidak apa apa, bertepatan saya pula haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya pun haus kok. Ya sudah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang sekarang udah tarik tanganku.

Saya tidak punyai argumen kembali, jadi saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Sudah pasti ledekan mereka padaku kembali bersambung, dan saya cuman dapat tersenyum malu.

Hingga sampai di kantin, hatiku jadi geli di saat saya memandang sang cebol. Saya terpikir tingkah laku bobroknya di gudang barusan kepada Cie Fifi.

Tapi saya usaha berlaku biasa. Apa lagi Cie Fifi udah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Selesai kami bertiga tuntas minum, kami selekasnya bayar pesanan kami dan mohon pamit pada Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama