CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART2

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART2, Hasrat-Bispak42 Kami kembali arah, serta mereka berdua temaniku kembali pada kelas. Serta ke-2  doiku ini tidak jenuh suntuknya memikat serta menghinaku perihal Andy. Saya kembali lagi gak dapat membalasnya, cuma tersenyum malu dan pasrah terima semuanya. Saya cuma dapat mengharapkan kami lekas sampai ke kelasku. Namun di saat kami sampai di muka pintu kelas, tau-tau saya berasa pengin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya ingin ke toilet, kelak kalaupun ditanyakann pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan di Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… tidak mesti ah… sesaat saja kok", kataku sembari ketawa geli.

"Ya sudah dech, tidak boleh semakin lama ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama-sama mengangkat tangan dengan Sherly, setelah itu masuk ke kelas.

Sherly sendiri selalu menggamit tanganku. Sesungguhnya saya sedikit risi digandeng oleh Sherly dengan mesra sebagai berikut, namun saya menurut saja sekalian mengharap dalam hati mudah-mudahan tidak ada yang syak wasangka lihat kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Pada akhirnya kami sampai di muka pintu kelasnya Sherly, dan saya menanti Sherly membebaskan gandengan di tanganku.

"Telah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sembari tersenyum pada Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Tidak perlu dech, saya kan hanya sekejap", jawabku dengan berbisik juga, serta kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, hingga sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan jenis sedih, tetapi dia mengangkat tangannya.

"Iya, sampai kelak", saya menjawab sembari angkat tanganku pula, lalu saya selekasnya ketujuan toilet.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART2

Di saat saya akan masuk, saya berpapasan dengan Vera yang anyar keluar toilet. Kami sempat sama-sama sapa, dan diam diam saya terasa terheran, kenapa barusan Vera tersenyum aneh sesuai itu waktu dia melihatku.

Entahlah, lalu saya selalu masuk ke toilet wanita ini, dan dengan asal-asalan saya pilih satu diantaranya dari 6 kamar kecil yang ada pada dalam sini. Sesudah saya usai buang air kecil serta mengatur pakaian dan rok seragamku, saya selekasnya keluar untuk balik ke kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terbendung sewaktu tau-tau ada sebuah tangan yang membungkam mulutku.

Belum saya bereaksi, sebuah tangan yang lainnya melingkar di muka dadaku serta menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati takut, tetapi pelukan ini terlampau kuat, sampai tanpa ada perlawanan yang bermakna, saya udah terbawa masuk ke gudang yang berada pada samping toilet, tempat di mana Vera entahlah digagahi atau tengan layani Dedi dan Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu menggeretku ke ujung ruangan ini, sampai kami berada di balik timbunan meja serta bangku tua. Tiada melepaskan bekapan tangannya pada mulutku, dia mendesak bahuku sampai saya berjongkok, serta tidak lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tak boleh ribut! Sesaat lagi ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini pada telinga kiriku.

Suara ini membuatku menciut lantaran saya tahu ini nada Dedi. Saya termenung sebentar, lalu saya mengacauk lambat. Lebih bagus saya menurutinya, lantaran kalaupun saya menyebabkan kemelut, lalu banyak yang mengetahui saya di gudang ini sedang berduaan dengan Dedi, apa saja argumennya namaku tentu akan remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan pada mulutku dilepaskan, dan saya diam saja tanpa ada usaha memandang menuju Dedi. Di gudang ini tidak tahu bakal ada tontonan apa, namun sehabis tontonan itu usai, saya takut Dedi tidak akan membiarkanku pergi demikian saja sebelumnya memaksakan saya layani hasrat birahinya dalam gudang ini.

Saya tidak sedang suasana hati untuk ngeseks kini. Diam diam saya pikir bagaimana biar ini hari saya tidak mesti mengikhlaskan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki keji ini. Kemungkinan saya dapat coba menjajakan service oral dengan argumen saya tidak mau tepergok pihak lain karena saya mendesah, atau saya takut ditanyakan guru di kelasku sebab saya kelamaan ada dalam toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku dan tak memaksakanku untuk ngeseks dengannya. Pada saat saya memikir adakah argumen yang lebih baik, tau-tau kurasakan Dedi merengkuh lenganku, serta saya arahkan penglihatan mataku menjurus yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya termangu lihat masuknya seseorang cebol yang kukenali selaku pelayan satu diantara stan di kantin sekolah. Saya tidak tahu nama sang cebol ini, namun saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja merupakan Cie Fifi, orang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya sekitaran 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini sukai memandang tajam menuju Jenny, Sherly, saya, juga siswi lain yang makan di kantin. Entahlah apa yang diharapkan Dedi dengan menggeretku ke gudang ini saat lagi ia paham sang cebol ini bakal masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan sesenang hati di bangku yang berada di tengah area ini. Saya tidak memahami apa yang tengah dijalankannya, apa tunggu seorang, atau dia memiliki rencana suatu hal yang lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Tiba-tiba pintu gudang ini terbuka kembali, serta saya terheran menyaksikan kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut muka kecewa. Tetapi anehnya Cie Fifi malahan hampiri sang cebol yang tersenyum senyuman menjijikan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuman diam tidak menjawab.

Tidak lama kemudian sang cebol berdiri, dan seterusnya jantungku berdebar-debar kuat menyaksikan suatu panorama erotis yang mengagetkan tersuguh di hadapanku.

Sang cebol menyelisip masuk ke rok Cie Fifi yang cuman diam saja. Kepala sang cebol yang sekarang berada pada dalam rok Cie Fifi, cocok di muka pangkal paha Cie Fifi membikin sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sembari pejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri.

Saya terus perhatikan sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti ialah kepala sang cebol itu bergerak gerak, membikin hasratku perlahan-lahan bangun, dan saya harus usaha mengontrol napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut serta turut gigit bibir?", tau-tau kudengar bisikan Dedi.

Mukaku berasa panas, saya anyar sadar kalaupun rupanya saya pun menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan kecewa. Namun tentunya saya gak dapat lakukan perbuatan beberapa macam dibanding nasibku malahan jadi bertambah jelek. Saya tidak tahu apa yang hendak berlangsung padaku kalaupun saya membuat kekacauan yang menjadikan sang cebol ini tahu saya ada pada sini.

Dedi cuma tersenyum senyuman, sama memuakkannya dengan senyum sang cebol barusan. Serta saya tidak dapat banyak berbuat saat Dedi yang memangku badanku ini merengkuhku dari belakang serta mulai memikatku.

Dengan ke-2  tangannya yang mengitari badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, kadangkala halus, kadang-kadang kasar, yang jelas tingkah Dedi ini membuatku was-was dan jantungku berdegap kian kuat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART2

Saya gak berani menahan sebab saya takut tepisanku mungkin mengundang nada yang mungkin kedengar oleh sang cebol itu atau Cie Fifi. Saya cuman dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang semakin lebih besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, dan saya coba tarik tangan Dedi ke bawah buat melepaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Tetapi tangan Dedi sangat kuat buatku buat kusingkirkan demikian saja. Saya mengulet kurang kuat, fokusku buat menyaksikan bab erotis di hadapanku ini mulai bubar sebab saya sendiri mulai terangsang karena tingkah Dedi yang tetap meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, tetapi kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat dan selalu meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar dapat peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya menyaksikan menjurus Cie Fifi. Nyatanya dia sedang pejamkan mata dan mendesah gak karuan sembari memegang sembulan di bagian depan rok yang dikenainya, yang benar ialah kepala sang cebol.

Walau jantungku berdegap kuat lihat itu seluruhnya, merasa sakit di ke-2  payudaraku membuatku kembali menggeliang, serta saya coba menjauhi payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Namun dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi selalu menempel kuat dan selalu memberi remasan pada ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai kacau-balau dan napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan tetapi nyata, saya mulai menderita gara-gara rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Selanjutnya saya menunjuk stop menggerak-gerakkan badanku, namun saya coba menggenggam dan menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot permainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku tidak bakal ada berarti untuk Dedi, tetapi saya tidak pengen berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju pada fragmen erotis di depanku. Entahlah semenjak kapan, saya lihat satu helai celana dalam yang tergolek di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu pastinya celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Serta Cie Fifi yang sekarang sedikit membungkuk, mendesah serta mengerang dengan paras seperti menghentikan sakit saat sang cebol repot dalam rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, memikirkan di rok Cie Fifi itu tidak ada lembar celana dalam yang buat perlindungan vagina Cie Fifi. Serta saat ini sang cebol itu tidak tahu lagi menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyesap dan memagut bibir vagina Cie Fifi, atau lagi menarik serta mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau bisa saja dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini lebih jadi beres.  Saya sudah terangsang, tidak tahu lantaran remasan nakal yang sudah dilakukan Dedi di ke-2  payudaraku, atau sebab pikiranku yang melayang-layang mengandaikan apa yang terjadi di rok Cie Fifi itu.

Dan badanku menggigil waktu saya hampir tidak dapat membatasi diriku buat mendesah karena Dedi mencium tengkuk leherku, dan situasi jadi bertambah sukar buatku sewaktu saya merasai jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awal mula Deritaku

"Saya pun baru ketahui kurang lebih dua minggu kemarin, jika bu Fifi itu bisa pula digunakan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Pengin rasanya saya menampar Dedi sebab ucap-ucapannya yang sangat kurang ajar itu. Namun saya gak berani melaksanakannya, selain saya takut kemunculanku di sini ketauan oleh Cie Fifi serta khususnya sang cebol, saya tidak mau terima balasan yang aneh aneh dari Dedi dan bikin nasibku kian jelek.

Karena itu saya cuma dapat memandang Dedi dengan jengkel, namun bibirku justru dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku dan menghentikan rintihanku. Saya cuman dapat pasrah biarkan Dedi melumat bibirku sampai ia bahagia.

Tetapi waktu napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, serta saya cepat usaha mengontrol napasku sepelan barangkali supaya dengusan napasku ini gak sampai kedengar Cie Fifi atau sang cebol.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART2

"Nungging di sono, Fifi", tau-tau kudengar nada sang cebol, yang tanpa ada malu memerintah Cie Fifi langsung mengatakan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali memerhatikan mereka. Telunjuk sang cebol menuju ke selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia tunggu Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari telah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 memarahi di sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1x kembali. Udah cepat nungging", sang cebol menyepakati.

Biarpun raut paras Cie Fifi nampak dongkol, Cie Fifi mengikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menopangkan ke-2  tangannya di lantai. Selanjutnya Cie Fifi merendahkan badannya serta menumpukan kepalanya pada ke-2  tangannya yang saat ini terlipat namun tetap menopang di lantai.

Tanpa berbicara apa manalagi, sang cebol menanggalkan celana panjang serta celana dalamnya yang cukup kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang telah menungging itu serta membeberkan rok Cie Fifi ke atas. Tidaklah ada perlawanan sekali-kali dari Cie Fifi saat celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol udah siap-siap untuk nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri ada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya rada direntangkan sedikit, dan sejenak kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol telah memulai bergerak mundur-maju disertai desahan serta rintihan Cie Fifi. Tidak tahu semenjak kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, tetapi bila sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidak begitu terheran-heran memandang sikap sang cebol yang berani serta sesenang hati seperti barusan.

Saya tidak mengira Cie Fifi yang setiap hari tampak demikian ramah serta enerjik, nyatanya merendam problem yang tidak jauh beda denganku. Saya terasa sedih pada Cie Fifi kendati pun dari perbincangan mereka barusan, kemungkinan Cie Fifi tinggal 1 kali kembali memasrahkan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tapi suatu remasan kurang ajar di ke-2  payudaraku ini menyadarkanku bila kini nasibku gak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka tuntas kelak, saya pun pengen sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, dan dia selalu meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya menggelinjang kesakitan. Dan ujaran Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi akan memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terkenang intimidasi Dedi di dalam tempat tambal ban itu, serta hal semacam itu membuatku cemas sebab selekasnya saya akan memperoleh persoalan kalaupun Dedi mengenal saya menggunakan celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terlintas terkait beberapa argumen yang kupikirkan barusan. Sekarang tinggal bagaimana triknya saya meminta agar Dedi pengin dengar alasanku serta tak memaksakanku buat ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mendesah sampai saya kembali melihat Cie Fifi.

Nyatanya sang cebol sedang semangat memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi tergoyang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Namun saya kembali mengulet kesakitan sewaktu Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan geram di Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi oleh kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1 kali kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi dongkol, serta dia cuma tersenyum senyuman, nampaknya dia puas selesai membuat ke-2  payudaraku ini mainannya semenjak barusan.

Suara rintihan Cie Fifi ditambahkan dengusan sang cebol, membuat keadaan di gudang ini jadi sedikit ribut, karena itu saya berpikiran ini waktu yang cocok untuk mengemukakan niat serta alasanku di Dedi tiada takut kedengar oleh Cie Fifi atau sang cebol.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART2

"Ded, saya barusan itu sekedar pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, ngerinya kelak saya diomelin sama guru bila saya kelamaan di sini.", saya berbisik perlahan sekalian memandang Dedi dan menanggalkan celana panjangnya seperlunya.

Dedi diam, kelihatannya dia tengah memikir.

"Ya telah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, serta saya selekasnya berubahkan celana dalam Dedi buat cari penisnya. Saya terheran sebentar lihat penis itu udah ereksi, dan saat saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Udah berdiri Cantik… lantaran kamu", bisik Dedi dengan berlagak mesra.

Saya sedikit geli pun dengar rayuan porno Dedi. Tetapi saya gak pengin buang waktu, saya selekasnya mulai memikat penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara halus.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol mengeluh, dan saat saya melirik mengarah mereka, saya menyaksikan sang cebol lagi menarik penisnya.

Nyatanya sang cebol cepat juga keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari rata-rata punya beberapa pejantan yang sudah memerkosaku?

Saat ini Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, sejak mulai barusan Cie Fifi cuma mendesah atau mendesah saja, namun tidak sampai melenguh seperti misalnya wanita yang lagi dirundung orgasme. Apa sebab penis sang cebol itu sangat pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu  seperti penis punya wali kelasku, yang benyek dan cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama