CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART6

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART6

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART6, Hasrat-Bispak42 "Aaah…", saya menjerit takut waktu tau-tau badanku terangkut, nyatanya Wawan memanggul ke-2  pahaku di atas pundaknya, serta ke-2  betisku yang terjuntai menekuk ke bawah ini melekat di punggung Wawan.

Saya makin tidak memiliki daya. Dengan tangan kiriku yang melingkar di leher pak Berbudiin yang berdiri di sisi kiriku, tangan kananku yang melingkar di leher Suwito yang berdiri di samping kananku, serta ke-2  pahaku yang dipanggul Wawan di pundak kanan dan kirinya, saya telah tak dapat ke mana saja kembali.

Kengerian sedikit menyerangku di saat saya memahami badanku melayang-layang cukuplah tinggi dari lantai, manalagi dalam status seperti berikut mereka bawa badanku keluar kamarku, selalu keluar hingga sampai ke arah tempat jemuran busana.

Tetapi yang amat membuatku cemas ialah kepala Wawan yang ada pada ke-2  pahaku yang terbuka, serta yang benar paras Wawan menghadap langsung pada bibir vaginaku, amat dekat. Suatu jilatan yang telah dilakukan Wawan mulai pembantaian pada diriku, serta saya menggelinjang kurang kuat gara-gara tingkah Wawan ini.

"Wan… jangan… angghhhk…", saya coba meminta, namun saya mesti melenguh sewaktu Wawan kembali memagut bibir vaginaku yang terpancang di hadapannya, serta badanku mengartikulasikanng istimewa tidak dapat kukendalikan kembali.

Belumlah cukup siksaan keasyikan yang kualami, pak Bijakin dan Suwito meningkatkan pengidapanku. Mereka menyibak bra yang membuntel payudaraku, lalu nyaris bertepatan mereka menyesap ke-2  puting payudaraku yang berada di hadapan mereka. Saya mulai tidak sanggup terima seluruh rangsangan ini, badanku menggeliang serta menyebutng tidak bisa kukendalikan kembali.

"Mmmhh… udaaah…", saya mengerang serta meminta.

Tidaklah ada jawaban pada mereka atau sinyal tanda mereka pengen dengarkan permintaanku. Mereka bertiga selalu merayu ke-2  puting payudaraku, pula bibir serta lubang vaginaku. Saya mulai menderita dalam keasyikan ini, nafsuku udah naik tidak karuan, dan rasa panas mulai menjalari sekujur badanku.

"Ngghh… sudaah… mmhh… hentikaaan… aunghhh…", saya meminta serta merengek-rengek antara lenguhan serta rintihanku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART6

Tetapi memanglah salahku  sich, terlihat marah tiga pejantan ini sangat besar selesai saya berkali kali menarik dan memancing hasrat mereka sepanjang hari ini. Mereka sekalipun gak mengacuhkan permintaanku serta dengan kejam mereka selalu menyiksaku.

Saya telah tak kuat kembali. Pinggangku meliuk serta meliuk, kepalaku hingga terdongak karena enaknya rangsangan bertubi tubi yang menimpa badanku ini. Lantaran status badanku yang sesuai ini, kepalaku jadi terjuntai ke bawah, serta rambutku yang terurai ini tersentak sentak mengikut pergerakan badanku.

Tiba-tiba mereka bertiga serempak hentikan perbuatan mereka, akan tetapi mereka melepaskan badanku masih melayang-layang tinggi di bahu mereka. Saya mengerang perlahan-lahan, dalam hati saya terasa sedih lantaran nikmat yang menimpaku ini jadi sirna di saat mereka stop demikian saja sebagai berikut.

Namun saya cuman diam, saya tidak pengen berbicara apa apa, memohon maupun lakukan perbuatan apa saja, walau diam diam saya nikmati tersisa sisa pergolakan hasrat yang menimpa badanku.

"Non Eliza pengin turun?", bertanya Wawan sembari meniup bibir vaginaku.

"I… iyaa…", jawabku dengan merengek-rengek dan saya sedikit menggoyang goyangkan pinggulku untuk menjauhi bibir vaginaku dari tiupan Wawan.

"Wan…", saya kembali merengek-rengek di Wawan.

Dengan ke-2  betisku yang melekat di punggung Wawan, dan ke-2  pahaku yang menjepit kepala Wawan, pergerakanku betul-betul tidak berfungsi. Apa saja yang kulakukan, bibir vaginaku masih berada pada hadapan paras Wawan yang sampai hati menyambung tingkahnya itu.

"Lagi apa tanggung-jawab non barusan telah membuat kita kita tegangan tinggi waktu tonton non di kamar tadi siang?", bertanya Suwito yang selanjutnya menyesap puting payudaraku yang berada pada hadapannya sampai saya menggelinjang serta menyebutng kurang kuat.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Enggh… maaf deh… tapi… kalian kok kurang ajar sich… kalian itu ngintip saya, kok justru saya yang diminta tanggung-jawab?? Semestinya kan saya yang emosi??", dari meminta sekarang saya jadi tidak setuju dengan jengkel sekalian mengendalikan hasratku saat Wawan dan Suwito repot menggempur wilayah wilayah peka pada badanku ini.

Dengar omelanku, Wawan dan Suwito menyudahi gempuran mereka, dan mereka sama sama berpandangan sebentar.

Saya sendiri memandang jengkel dari mereka, tapi saya gak dapat lakukan perbuatan apa saja pada saat badanku masih melayang-layang seperti berikut dengan ke-2  tangan dan kakiku yang ada dalam kekuasaan mereka.

"Wah tidak mau tahu, intinya non Eliza mesti tanggung-jawab. Lagian non Eliza udah membuat kita kita ngaceng berkali kali tiada hasil mulai sejak pagi", kata Wawan lalu kembali memagut bibir vaginaku.

"Engghkk… ngghh…", saya melenguh kenikmatan karena siksaan Wawan ini serta pinggangku kembali meliuk sampai perutku terangkut tinggi.

Saya ingin meronta, saya ingin meminta supaya mereka melepaskanku ini hari saja, karena saya gak pengin pada kondisi lemas waktu terima telpon Andy malam nanti. Saya mau nikmati saat saat mengobrol dengan Andy tanpa ada siksaan rasa pegal atau mengangut gara-gara kepayahan.

Namun tidak berapa lama kemudian saya telah tak bisa kembali berpikir tenang. Saya mengesah rintih kesenangan di saat ke-2  pergelangan tanganku dicekam oleh pak Bijakin dan Suwito, dan tangan mereka yang satunya mereka pakai untuk meraba dan membelai perutku, sementara itu mereka berdua kembali mengulum puting puting payudaraku.

Semuanya ini masih ditambah lagi tingkah Wawan yang meraba raba ke-2  pahaku yang terpangku di pundaknya ini dengan ke-2  tangannya. Baru kesempatan ini mereka bertiga menyiksaku dengan sejahat ini. Semuanya kesan kesenangan yang kurasakan ini sangat istimewa dan meresahkan pikiranku.

Pada akhirnya saya memutuskan nikmati saat saat jadi bulan bulanan tiga pejantan ini, dan saya cuman dapat mengharap malam nanti saya masih lumayan kuat buat terima telpon Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Badanku melafalkanng berulang-ulang, pinggangku meliuk dan meliuk sangking nikmatnya rasa nikmat yang kuterima ini. Tidak dapat kutahan kembali, saya mesti berserah alami orgasme.

Saya melenguh sejadi jadi serta menggelinjang luar biasa membebaskan luapan liar ini, serta sekali ini tiada satu juga pada mereka yang pengin mengampuniku kendati pun saya meminta seperti apa saja.

Bahkan juga sekali ini mereka tambah memperhebat siksaan mereka padaku. Saya merasai lidah Wawan menyerang masuk isikan lubang vaginaku, serta tersebut masih ditambahkan bibir Wawan yang memagut bibir vaginaku dengan liar.

"Aaahh… ooooh… Waaan…", suatu cucupan yang benar-benar kuat oleh Wawan di bibir vaginaku membuatku menjerit kenikmatan.

Rasanya tiap-tiap tambahan tulang di seluruhnya badanku lepas waktu saya mesti mengartikulasikanng istimewa gara-gara tingkah Wawan ini. Ke-2  betisku melekat kuat di punggung Wawan, oleh karena itu lututku telah tidak dapat kutekuk kembali.

Ke-2  tanganku yang melingkar di leher pak Bijakin dan Suwito gak lepas walaupun saya mengulet seperti apa saja. Mereka menutup ke-2  pergelangan tanganku di muka dada mereka masing-masing dan tangan mereka yang satunya seperti tidak pernah jenuh permainkan ke-2  payudaraku.

Dengan gerak badan yang terbendung sesuai ini, saya terasa tidak punya daya juga sekedar utk lepaskan luapan orgasmeku. Namun diam diam saya malahan sangat puas diberlakukan sebagai berikut oleh mereka, dan saya amat nikmati ketidak mempunyai dayaanku ini.

VII. Pembantaian Itu Bersambung

"Sudah dong… turunin saya ya…", saya meminta serta merengek-rengek dari mereka dengan napas yang tersengal.

"Aanggkkh…", saya melenguh sejadi jadi sewaktu jawaban yang kuterima yaitu pagutan Wawan pada bibir vaginaku.

Namun cuman tidak lama saja, Wawan udah hentikan pagutannya. Dan dia turunkan ke-2  kakiku dari pangkuan pundaknya, membiarkanku terkait lemas dengan ke-2  tanganku yang terus melingkar di leher pak Berbudiin dan Suwito, serta ke-2  pergelangan tanganku yang masih tetap terkunci di muka dada mereka.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART6

Saya lihat Wawan ke arah pintu yang batasi sisi luar serta dalam di lantai dua rumahku ini, dan dia ambil kunci pintu yang menempel di lubang kunci sisi dalam pintu itu, lalu memasangkan kunci itu di sisi luarnya.

Selanjutnya Wawan tutup dan menggembok pintu itu, lalu dia masukkan kunci pintu itu dalam kantong celananya, sembari menyaksikanku dengan senyuman penuh olokan, seakan mau berkata jika sekali ini saya tidak mungkin dapat lolos.

Tiba-tiba saya terperanjat lantaran saya mengerti satu soal. Bukan masalah saya telah tak barangkali dapat larikan diri, karena saya udah mengetahui kalau saya usaha lari ke bawah, kelanjutannnya di bawah kelak saya mesti terkepung kembali oleh mereka dari 2 arah serta bakal lekas ketangkap kembali oleh mereka.

Yang kumaksud ialah, kenapa mereka pilih tempat jemuran pakaian ini untuk tempat membabat diriku? Di lokasi yang amat terbuka ini, bagaimana jika kelak rintihan serta lenguhanku hingga sampai kedengar oleh orang yang melalui di jalan depan rumahku? Atau, bagaimana kalaupun kami hingga nampak oleh tetangga di muka rumahku yang tanpa berencana lihat ke rumahku?

"Wan… tidak boleh di sini dong… di kamar saja ya…", saya mulai merengek-rengek.

"Agar non dapat lari?", bertanya Wawan dengan suara menghina.

"Nggak… bukan getho Wan… saya takut bila di sini kelak suaraku kedengar orang di muka gimana… Iya dech saya janji gak akan lari kembali", saya usaha meminta dengan suara memelas.

"Ya jika begitu non tidak boleh bernada, enteng kan?", jawab Wawan sesenang hati, serta dia mulai dekatiku.

Saya memandang Wawan sembari menempatkan paras cemberut, namun selang berapa saat badanku menyebutng di saat ke-2  payudaraku udah kembali diremas remas oleh pak Bijaksanain serta Suwito.

"Eeh… mmmhh…", saya mengerang dan menggeliang, di antara kenikmatan serta kesakitan.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Wawan lagi merapat, dan saat ini penglihatanku berubah menuju di penis Wawan itu telah tegak menunjuk itu, yang telah siap untuk mengeduk serta menggagahi lubang vaginaku.

Sewaktu Wawan udah membungkuk di hadapanku dan ke-2  pahaku yang kurapatkan semenjak barusan ini diperenggang olehnya, saya menggigit bibir dan pejamkan mataku, siap-siap mengikhlaskan lubang vaginaku ini terima tusukan kasar dari penis superior Wawan itu.

"Mmm…", saya mengesah lambat waktu kurasakan bibirku ini di cium halus, dan saya selalu pejamkan mataku.

Kecupan Wawan ini demikian mesra. Membuat jantungku berdetak kuat.

"Mmmhh…", saya kembali mendesah waktu kurasakan sebuah jemari tangan tercelup masuk ke lubang vaginaku.

Jemari tangan yang nakal itu mulai mengeduk lubang vaginaku. Ditambah lagi remasan remasan halus di ke-2  payudaraku oleh pak Berbudiin dan Suwito, pula kecupan mesra Wawan yang saat ini telah berganti menjadi  pagutan penuh gairah di bibirku, semuanya membuatku mulai menderita dalam birahi.

Ke-2  lututku terasanya lemas. Bila waktu ini ke-2  tanganku tidak melingkar di leher ke-2  pejantan yang ada di sebelah kanan serta kiriku ini, ke-2  kakiku ini nyata tidak sanggup menumpang badanku. Saya kembali rapatkan ke-2  pahaku, coba mengendalikan derasnya laporkan jemari tangan Wawan yang menyebabkan rasa nyeri di lubang vaginaku.

Saat itu saya terus mengesah terhenti pada saat bibirku selalu dipagut Wawan seperti berikut, dan napasku mulai habis. Saya makin menderita dalam keasyikan ini. Saya gak sanggup meronta, badanku rasanya sangat lemas, tenagaku lesap entahlah ke mana.

Saya buka mataku, memandang Wawan dengan sayu, coba menggelengkan kepalaku, mengharap dia ketahui kodeku kalaupun saya telah mulai menanggung derita sebab kekurangan napas. Akan tetapi Wawan jadi menambahkan siksaan ini. Saya rasakan lidah Wawan melesak masuk ke mulutku, serta reflek saya membalasnya, sampai lidah kami sama-sama bertaut.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART6

Seterusnya, Wawan dengan kuat mengisap mulutku, menarik dan menyesap air ludah dalam mulutku ini. Saya sudah tidak dapat bernafas kembali sebab luapan birahi yang menerpa diriku ini semacam menutup dadaku.

"Oooh…", saya mengeluhkan lega di saat pada akhirnya Wawan membebaskan pagutannya seusai bahagia menyesap semua air ludah dalam mulutku ini.

Napasku terengah-engah gak karuan sesudah barusan saya lumayan lama kekurangan napas. Saya usaha mengontrol napasku ini, tapi cubitan nakal Suwito pada puting kanan payudaraku ini membuat napasku kembali mengincar.

Dan saat pak Berbudiin meremas kuat payudara kiriku, dan menyeruput puting payudaraku itu dengan sekeras kuatnya, saya mendesah kenikmatan nikmati seluruhnya cumbuan mereka ini.

"Aauw…", saya kembali meratap sewaktu Wawan dengan sesenang hati mengambil jemari tangannya yang semenjak barusan direndam masukkan ke lubang vaginaku.

‘Waan… masukkan lagi…', saya menjerit dalam hatiku.

Saya sedih. Saya gak ingin jemari tangan yang nakal itu keluar dari dalam lubang vaginaku. Saya ingin meminta pada Wawan supaya dia ingin masukkan jemari tangannya kembali, atau malahan masukkan penis perkasanya itu ke lubang vaginaku.

Namun saya masih lumayan sadar untuk melindungi harga diriku sebagai nona majikan mereka. Karenanya saya terpaksa sekali diam serta pejamkan mataku, sembari mengharapkan mudah-mudahan Wawan selekasnya memikat lubang vaginaku kembali.

"Mmmhh…", saya melenguh lambat sewaktu merasai suatu hal yang tebal, hangat serta basah menghimpit bibir vaginaku.

Saya membuka lagi mataku. Nyatanya waktu ini Wawan lagi berjongkok di depanku dan menjilat-jilati bibir vaginaku. Ternyata Wawan masih ingin memainkanku, menganiaya diriku yang udah terbenam dalam luapan birahiku ini.

Seterusnya Wawan merengkuh ke-2  pahaku, lalu dia memagut bibir vaginaku. Saya mendesah kenikmatan, badanku kembali menggeliang, kurasakan cairan cintaku kembali meluluh.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dan kesan yang mengagumkan menimpa diriku saat tau-tau Suwito mencengkeram dan memagut bibirku, sedang pak Bijakin yang terus menyusu di puting kiri payudaraku, saat ini pula meremasi payudaraku yang satunya, yang pernah tidak bekerja karena ditinggal oleh Suwito yang saat ini repot melumat habis bibirku.

"Mmmh… mmm…", saya mendesah nikmat gara-gara cumbuan bertubi tubi yang sudah dilakukan tiga pejantanku ini, serta saya cuman dapat mengguman gak terang sebab bibirku yang selalu dipagut dengan garang oleh Suwito.

Seakan semuanya belumlah cukup, saat ini Wawan kembali menusukkan lidahnya ke lubang vaginaku. Lidah itu memikat lubang vaginaku dengan nakal sekali, meliuk liuk ke kiri dan ke kanan, ke atas serta ke bawah, membuat mataku terbeliak, badanku menyebutng dan mengartikulasikanng.

Saya tentu sudah menjerit kenikmatan jika bibirku tengah tidak dilumat oleh Suwito sesuai ini.

"Mmmhh… mmmpphh…", dalam serangan mereka saya mengerang panjang serta badanku tersentak berulangkali iringi orgasme bagus yang menimpa badanku.

Otot perutku menyebutng sampai terasanya bakal kram, datangkan rasa nikmat antara merasa sakit yang menganiaya diriku. Semuanya masih tambah lagi dengan rasa nyeri yang kian jadi di lubang vaginaku, yang memaksakanku untuk tetap orgasme.

Saya rasakan cairan cintaku membanjir banyak sekali. Tetapi dengan kejam Wawan memagut bibir vaginaku kuat kuat serta pagutan itu gak lepas meski saya menggeliang seperti apa saja. Serta semuanya cairan cintaku yang tetap menetes itu dicucup dan diseruput Wawan sampai habis.

"Mmmhk…", saya mengesah kurang kuat, pasrah.

Tidak ada yang dapat kulakukan disamping menggelepar, meronta, mengerang terbendung. Tetapi gelombang orgasme yang menderaku ini sekalipun tak berhenti, lantaran Wawan terus mengeduk aduk lubang vaginaku dengan lidahnya, sedang Suwito tidak melepas bibirku dari pagutannya, sementara pak Berbudiin masih bergairah memagut puting kanan payudaraku.

Mereka selalu menjarah badan nona majikan mereka ini.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MANIS PART6

Seusai sekejap disiksa sebagai berikut oleh mereka, penglihatanku mulai kabur. Saya udah lemas dan cuman dapat pasrah terima seluruhnya. Tenagaku seperti lenyap bersama cairan cintaku yang tetap membanjir keluar lubang vaginaku. Serta rasa gak memiliki daya ini mengantarku orgasme kembali untuk ke demikian kalinya.

"Uhuuk… ngghhk…", saya terbatuk batuk kekurangan napas di saat Suwito membebaskan pagutannya, serta saya harus masih melenguh nikmati orgasmeku.

"Non… non cakep sekali…", desah Suwito, lalu mengecup telingaku, mengulum daun telinga kiriku, menambahkan semua kesan nikmat yang udah mulai dari barusan menganiaya badanku.

"Oooh…", saya mengerang dan menggigil, mataku kupejamkan kuat kuat.

Cumbuan yang telah dilakukan Suwito kini demikian mesra, membuatku kian kebingungan dan gak tahu harus melakukan hal apa. Jantungku berdetak cepat, sementara itu orgasmeku sekalipun tidak berkurang.

"Sudah Suwitoo… kamu mengapa sich… oooh…", saya merengek-rengek, tetapi saya kembali mengesah waktu tiba-tiba kurasakan suatu yang hangat di leherku.

Saya tidak akan rasakan kuluman di puting kanan payudaraku, bermakna telah dipastikan pak Berbudiin yang memindah gempurannya pada leherku ini.

"Pak Bijaksanain juga… auuuh… Waaan… udaaah…", saya merengek-rengek rengek, meminta mereka menyudahi pembantaian pada diriku ini.

Namun mereka mana pengin mendengarkanku?

"Oooh… sudaah… hentikaaan…", saya lagi menjerit, merengek-rengek, meminta dengan napas yang terengah-engah.

Tetapi lidah yang nakal itu masih juga main dalam lubang vaginaku, menyerang serta mengeduk tiada ampun. Daun telinga kiriku selalu dilumat secara halus, lalu jilatan serta ciuman pada leherku ini… pun semuanya rabaan tangan tangan mereka yang penuh gairah di sekujur badanku ini…

"Aaaah…", saya menjerit panjang, tidak sanggup terima siksaan orgasme untuk orgasme yang selalu menderaku semenjak badanku jatuh ke tangan tiga pejantanku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama