CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG MANIS PART2

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG MANIS PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG MANIS PART2, Hasrat-Bispak42 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pun, masuk-masuk ke dalam mulut saya, membawa bergelut lidah saya. Lain sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang senang berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, tetapi saya terasa tak mau menentang, gak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terjepit kepalanya. Duh, yang saya kerjakan ini salah tidak ya? Iya, saya mulai sadar saya lagi jual tubuh saya… itu sebetulnya salah, namun kok… mengapa saya jadi tidak perduli? Mengapa saya jadi jadi bernafsu memikirkan bagaimana keliatannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, serta tubuh saya dihimpit tubuh laki laki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, serta cairan di mulut saya. Dan saya jadi tambah terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya sewaktu Juragan selanjutnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya serta bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok berbeda ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu senang di cium seperti barusan? Sedap kan?"


"Ahn…" desah saya lantaran kesenangan pentil saya dimain-mainkan, karena itu perkataan saya telah tak terselesaikan,


"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"


"Betul? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Ujarnya, "Saya buat kamu makin nikmat di sini ya?"


Juragan membuka kancut saya serta menowel… menowel… itil saya!


"Coba kalaupun begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… gak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel dan dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi begitu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG MANIS PART2

Saya belumlah sempat disentuh orang pada sisi situ. Sumpah, saya tidak tahu ada apakah rupanya. Rasanya ada suatu yang pengen keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan lagi memain-mainkan itil saya tanpa ada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya  ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengin keluar Juragan… aduh…"


Memanglah, saya berasa seperti pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan selalu main di kemaluan saya, dan tidak tahu mengapa, saya justru ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, dan kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya terasa seperti baru saja pipis di dipan Juragan. (Terakhir saya ketahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya sedap dan begitu nikmat, hingga ada yang keluar tubuh saya selepas itil dan memek saya dimain-mainkan Juragan? Hingga sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya terengah, sesudah ngecrit, tubuh saya seperti habis mengenai strum atau kesambar petir. Duh, hilang ingatan tenan. Sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian omong, "Nach, itu buat awalannya, Denok…"


Serta mendadak saja, Juragan udah membuka celana, dan melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Betul-betul saya belum mengetahui banyak terkait tubuh laki laki dan wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan memperjelas, "Kontol ini pengin masuk ke memekmu…"


Saya melotot memandang anunya Juragan yang besar dan berurat itu. "Tapi… namun gak akan muat, Juragan!"


"Tidak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali jika kamu pengin kumasuki."


Kesempatan ini Juragan tak menunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menekan tubuh saya di bawahnya. Serta anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya sampai njerit!


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus serta menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya digagahi Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya berasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya bukan perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan ajukan pertanyaan tanpa menanti jawaban, menerobos makin dalam ke anu saya. Saya hanya dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya sampai keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya memandang. Di kontolnya nampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sembari mencium, anunya ia masukan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, namun mulut saya ketutupan mulutnya. Selanjutnya Juragan terus nggenjot saya, masuk-keluar, masuk-keluar, jadi lama jadi kuat. Tubuh saya digempar-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoncang pergerakan Juragan. Saya sampai gak dapat bicara, cuman dapat ndesah serta njerit gak karuan. Saya usaha memohon Juragan gak boleh kencang-kencang, namun beliau tidak dengarkan. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, serta saya baru mengetahui ngentot itu… enak… udah gitu… saya… dibayarkan? Mengapa tidak sejak dahulu saja, ya?Terbayang pemikiran sesuai itu dalam kepala saya. Namun saya abaikan. Saya luluh gara-gara serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau rebah serta mohon saya tegak, saya nurut. Dan tubuh saya gerak sendiri, turun naik sembari masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya telah tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau seperti apakah nampaknya saya. Muka saya tentu tampak cabul sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan nampak puas.


"Hah… uh… Mari selalu Denok… saya suka ndengar suaramu kalaupun dientot… mbikin makin gairah. Kamu juga sukai, kan?" Juragan usaha ngajak berbicara. Saya njawab dengan lenguhan serta omongan tidak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak kalaupun sudah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di celah napasnya yang mengincar.


"Sampai?" Saya kebingungan apa artinya.


"Kelak pula kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin di kamu jika kamu udah… sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya gak mengerti apa artinya Juragan, dan tidak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, bila kepala saya sarat dengan hati nikmat sebab dientot Juragan. Tetapi gak lama lalu saya berasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, waktu seperti itil serta memek saya dimain-mainkan barusan. Apakah sudah waktunya?


Saya gak dapat kontrol tubuh saya. Saya kian suka nggoyang pinggul, merasai kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Serta menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, serta langsung memegang tangan saya sekalian angkat pinggulnya maka burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, kemungkinan lidah saya menjulur keluar, saya sudah tidak perduli semesum apa cakepg saya saat saya menjerit kesenangan itu. Saya merasai ada yang keluar di kemaluan saya. Basah serta hangat. Dari anunya Juragan. Buat pertama kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya berpijak ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sekalian memekik. Serta pada akhirnya robohlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang tertekan jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya muncul keras. Sejumlah lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia lalu geser saya serta bangun, lalu memanfaatkan kembali pakaiannya. Sembari mengenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup dapat juga ndapat perawan siang-siang begini… Jika kamu pengin, Denok, mencari uang itu tidak sulit…"


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG MANIS PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak gak karuan di tempat tidur Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 



"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk bayar sewa kamu 3 bulan?"


Saya tiduran rada lama hingga kemudian kapabilitas saya kembali. Terburu-buru saya gunakan kembali kemben serta kain saya. Haduh, cakepg saya sudah tentu nggak karuan. Bedak saya sampai luntur serta melekat di seprai tempat tidur Juragan. Juragan selalu duduk mencermati saya yang kalang kabut gunakan busana. Beliau diam saja. Saya pamitan serta cepat-cepat turun. Di bawah, di muka toko makin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, namun saya gak berani hadapi mereka, ditambah lagi cocok awut-awutan seperti ini. Saya hingga 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewa. Ee, nyatanya ibu pemilik kontrak kembali menduduki di muka.


"Siang-siang kok sudah balik, Denok? Lah, kok awut-awutan getho? Habis ngapain kamu?"


Semuanya pertanyaannya saya lewatkan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya segera mabur ke kamar. Saya lekas membuka baju dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya lakukan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang sewaan 3 bulan. Apa saya berduka atau malu? Apa saya semestinya sendu atau malu? Gak tahulah… Tetapi yang terjadi justru tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, permainkan itil saya seperti yang sudah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini kejadian kehidupan saya. Selepas hari itu, ada yang beralih di kehidupan saya. Saya masih tetap cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Tetapi ada yang lain…sekarang, kapan pun saya perlu uang, saya gak kembali malas-segan tawarkan tubuh saya terhadap laki laki.  ini gak betul, dan semestinya saya stop, namun rayuan uang sangat kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruh orang di Pasar mengenal saya. Siapakah yang tidak tahu sang Denok yang berkemben merah, berbedak serta bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Serta saat ini saya juga dikenal sebagai Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya baik. Telah malam, dan saya barusan menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah orang, saya kasih senyuman manis dan saya bisikkan harga saya bila ia ingin.


"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang punyai tubuh kerempeng, memiliki rambut cepak, serta mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," ucapnya sekalian menggauli kemben saya.


"Pengin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari semuanya orang yang berada pada sana, hanya ia dan seorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong di pasar, yang gak laku-laku dikontrak lantaran terletak terlampau ke dalam.  Saya membuka antara lainnya dan saya hidupkan lampunya, dan 2 orang supir itu juga saya layani dari sana. Saya digilir mereka berdua di situ. Mereka memohon saya layani mereka sekalian. Jadilah saya diapit mereka berdua… seorang ngentoti memek saya, dan yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit sangat, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru pertama?"


"Ah, tidak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sudah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya berpikir barangkali dua puluh atau lebih.  Saya gak ngitung. Saya gak peduli… yang saya berpikir cuman kerja sesuai ini lebih ringan memperoleh duit. Saya  tak pernah terasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa nggak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat di memek saya. Saya tahu itu sesungguhnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih bahagia saja rasanya. Serta setelah itu, saya memperoleh duit. Sebulan-dua bulan setelah Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi tambah profesional sebagai lonte. Telah banyak orang di Pasar yang merasai tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan sebagainya. Serta saya jadi tambah dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan semua rahasia mereka. Hihihi… Saya mengerti siapakah yang kontolnya sangat besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, terkadang saya hingga tahu soal rumah tangga mereka.  saya mengetahui beberapa orang yang setiap harinya terlihat galak atau rajin ke arah tempat beribadah, namun bila sudah mau, mereka cari saya juga.  Saya pun berulang-kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba beberapa hal anyar. Contohnya ngemut dan nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol.  kalau lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertama coba itu, saya jejeritan. Sakit! Memohon ampun sakitnya. Tetapi lambat-laun kebiasa juga.  Saya  jadi kian mengenal dengan Juragan. Wanita yang berada di poto bersama Juragan itu betul istrinya, namun udah mati. Wafat waktu melahirkan anak sulung, anaknya tidak juga selamat. Juragan sekian lama ini kesepian, dan hidupnya cuman mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, rupanya beliau sendirian pula seperti saya. Saya pula jadi tahu jika dahulu, pada saat muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah suka seorang penari juga.  Cuman kala itu Juragan masih belum mempunyai apapun, ditambah lagi penari itu pun simpanan seseorang camat. Juragan hanya dapat menonton serta terkagum pada dari jarak jauh setiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan lantaran itu pun Juragan terus mohon saya gunakan baju serta dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut juga suka kalaupun dapat membikin Juragan suka. Tambah hari saya semakin terlarut di kehidupan sebagai penari yang berjualan tubuh. Karena uang, harga diri saya lupakan, serta saya menjadi bahan pemuasan hasrat lelaki. Setiap kali ada orang menggencet saya, menyentuh saya, masuk tubuh saya… sebetulnya saya ingat jalan ini tidak betul, namun tubuh saya lagi meminta lebih.  Saya jadi gak tahu kembali apa saya masih tetap mengerjakannya karena hanya duwit. Semakin lama saya kian kritis. Layani dua-tiga orang sekalian.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG MANIS PART2

Sudah tidak terhitung orang yang buang benih di kandung saya. Saya juga semakin berani. Selanjutnya saya gak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang telah merasai tubuh saya, dan saya juga hamil… Lumrah, bila ingat telah demikian beberapa orang yang dapat menghamili saya. Namun saya selalu melacur walau perut saya jadi membesar. Dan saya  terus tiba ke Juragan. Akhir kali saya tidur dengan Juragan, perut saya telah memulai mencolok, serta beliau tampak rada cemas dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat kondisi kamu," kata Juragan sembari perlahan-lahan memecut saya.


"Tidak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tak senyuman buat beliau waktu pertama kalinya beliau setubuhi saya. Tetapi saat ini, antara seluruh konsumen setia saya, saya hanya dapat senyuman untuk Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pun tidak tahu. Karena kemungkinan selepas Simbok mati, Juragan-lah yang terdekat dengan saya? Yang pasti saya benar-benar nikmati saat bersama Juragan. Termaksud saat ini, waktu beliau lagi senggama dengan saya, sekalian cakepgnya cemas. Rasanya saya pengin buat beliau gak risau. Bukanlah sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia tiap-tiap kali tubuh Juragan bergabung dengan tubuh saya.


Nyaris satu tahun selepas saya dan Simbok tinggalkan rumah untuk menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi satu momen yang ngubah hidup saya. Saya udah 6 bulan hamil, namun tetap keliling menari… Saya sudah semestinya stop. Tetapi saya mbandel. Saya semaput di jalan. Yang pasti ada yang menyaksikan serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu udah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pada waktu memandang saya siuman.


Juragan menangis. Saya gak dapat apapun lantaran masih lemas. Seterusnya Juragan kasih tahu saya, beliau dan anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Dan kalau saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan omong itu seluruh sembari nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Bila tidak dikarenakan yang pertama kalinya itu, kamu gak mesti sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama